Penelitian yang dilakukan oleh Adhika Junara Karunianto, Dwi Haryanto, Fajar Hikmatullah, dan Agus Laesanpura pada tahun 2017 bertujuan untuk menentukan anomali gayaberat regional dan residual di daerah Mamuju, Sulawesi Barat. Lokasi penelitian ini secara tektonik merupakan wilayah geologi kompleks karena berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yaitu Pasifik, Indo-Australia, dan Eurasia, serta Lempeng Filipina yang lebih kecil. Daerah ini juga dikenal memiliki tingkat radioaktivitas yang tinggi, sehingga berpotensi memiliki sumber daya mineral radioaktif. Penelitian ini menggunakan metode gayaberat, yang merupakan metode geofisika yang sering digunakan dalam prospeksi sumber daya mineral. Parameter yang dicari berdasarkan pada variasi pengukuran percepatan gayaberat di permukaan, yang dipengaruhi oleh perubahan geologi bawah permukaan.
Dalam penelitian ini, teknik Gaussian filtering digunakan untuk memisahkan anomali gayaberat regional dan residual. Hasilnya menunjukkan bahwa anomali Bouguer lengkap (ABL) di daerah Mamuju berkisar antara 46,0 sampai 115,7 mGal. Setelah pemisahan, anomali gayaberat regional memiliki rentang nilai 51,8 sampai 102 mGal dengan kedalaman pengaruh sekitar 970,97 m, sedangkan anomali residual berkisar antara -10,4 sampai 14,8 mGal dengan kedalaman pengaruh sekitar 100,21 m. Peta anomali residual menunjukkan lima zona, yaitu zona A, B, C, D, dan E, dengan anomali gayaberat tertinggi terdapat di zona A dan B. Anomali ini diperkirakan dipengaruhi oleh keberadaan lava Adang dengan penyebaran relatif utara-selatan
Karunianto, A. J., Haryanto, D., Hikmatullah, F., & Laesanpura, A. (2017). Penentuan anomali gayaberat regional dan residual menggunakan filter Gaussian Daerah Mamuju Sulawesi Barat. Eksplorium: Buletin Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, 38(2), 89-98.
