Artikel yang ditulis oleh Rofiqa, Muliadi, dan Risko pada tahun 2005 membahas tentang estimasi potensi tenaga arus laut permukaan sebagai pembangkit listrik di perairan selatan Selat Makassar. Penelitian ini menggunakan data kecepatan angin ECMWF dari tahun 2005-2016 dan dilakukan pada 10 titik lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata daya listrik yang dapat dihasilkan dari arus laut permukaan di perairan selatan Selat Makassar bervariasi tergantung pada musim. Pada musim Barat, rata-rata daya listrik yang dihasilkan adalah sekitar 21,725 Watt, sedangkan pada musim Timur mencapai 150,505 Watt. Pada musim Peralihan I, daya listrik yang dihasilkan sangat rendah, yaitu sekitar 0,004 Watt, dan pada musim Peralihan II sekitar 12,34 Watt.
Meskipun daya listrik yang dihasilkan dari arus laut permukaan di perairan selatan Selat Makassar relatif kecil, penelitian ini menunjukkan bahwa arus laut dapat menjadi sumber energi alternatif yang potensial. Namun, untuk meningkatkan daya listrik yang dihasilkan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang teknologi yang lebih efisien untuk mengkonversi energi arus laut menjadi listrik. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa Selat Makassar juga memiliki potensi besar untuk Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), yang dapat menghasilkan daya bersih sebesar 13,40 MW (Neliti, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa perairan di sekitar Selat Makassar memiliki berbagai potensi sumber daya energi terbarukan yang dapat dikembangkan lebih lanjut.