Meningkatkan Nilai Tambah Sumber Daya Mineral di Sulawesi Barat: Strategi Hilirisasi yang Berkelanjutan

Opini oleh Farid Asyhadi, ST. MTr.AP

Sulawesi Barat, dengan potensi sumber daya mineral yang melimpah, memiliki peluang besar untuk meningkatkan perekonomiannya melalui strategi hilirisasi. Hilirisasi sumber daya alam (SDA) mineral bukan hanya meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat (Kemenkeu, 2024). Dinas ESDM Sulbar berperan penting dalam mengawasi dan mendukung proses hilirisasi ini, memastikan bahwa pengelolaan SDA mineral dilakukan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Potensi Sumber Daya Mineral di Sulawesi Barat

Sulawesi Barat memiliki cadangan bahan galian yang beragam, termasuk batubara, bijih besi, emas, tembaga, galena, dan mangan (Dinas ESDM Sulbar). Selain itu, provinsi ini juga memiliki potensi besar dalam pengembangan sumber energi terbarukan seperti tenaga air, surya, dan bayu (Dinas ESDM Sulbar). Dengan demikian, Sulawesi Barat dapat menjadi salah satu pusat industri yang berbasis pada pengolahan hasil tambang, meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja baru.

Strategi Hilirisasi

Hilirisasi adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk yang lebih bernilai tambah. Dalam konteks SDA mineral, hilirisasi berarti mengubah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap digunakan dalam industri, seperti pembuatan smelter untuk mengolah bijih menjadi logam (Kemenkeu, 2024). Pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang untuk mendirikan smelter di dalam negeri melalui UU Minerba No. 4 Tahun 2009, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah (Rahayu, 2010).

Manfaat Hilirisasi

Hilirisasi SDA mineral di Sulawesi Barat memiliki beberapa manfaat penting. Pertama, meningkatkan nilai tambah ekonomi dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi yang lebih bernilai (Kemenkeu, 2024). Kedua, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat (Winardi, 2024). Ketiga, mengurangi ketergantungan pada impor produk jadi dan meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor produk olahan (Rahayu, 2010).

Tantangan dan Solusi

Meskipun hilirisasi menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah dampak lingkungan yang mungkin timbul dari kegiatan pertambangan dan pengolahan mineral (Setiawan, 2023). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan ketat terhadap praktik pertambangan dan pengolahan untuk memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan secara ramah lingkungan.

Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan kemudahan perizinan dan memberikan insentif kepada perusahaan yang melakukan hilirisasi (Winardi, 2024). Dengan demikian, iklim investasi dapat menjadi lebih kondusif, sehingga meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di sektor ini.

Peran Dinas ESDM Sulbar

Dinas ESDM Sulbar memiliki peran kunci dalam mengawasi dan mendukung proses hilirisasi SDA mineral. Mereka harus memastikan bahwa semua kegiatan pertambangan dan pengolahan mineral dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta memperhatikan aspek lingkungan dan sosial (Dinas ESDM Sulbar). Selain itu, Dinas ESDM Sulbar juga perlu bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memfasilitasi proses perizinan dan memberikan dukungan teknis kepada perusahaan yang melakukan hilirisasi.

Kesimpulan: Meningkatkan Nilai Tambah SDA Mineral di Sulawesi Barat

Hilirisasi SDA mineral di Sulawesi Barat merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, serta meningkatkan kemudahan perizinan dan insentif bagi perusahaan, diharapkan proses hilirisasi dapat berjalan lancar dan berkelanjutan. Dinas ESDM Sulbar perlu terus berperan aktif dalam mengawasi dan mendukung proses ini, sehingga Sulawesi Barat dapat menjadi salah satu pusat industri yang maju dan berkelanjutan di Indonesia.

Daftar Pustaka

Dinas ESDM Sulbar. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat. esdm.sulbarprov.go.id. Diakses dari https://esdm.sulbarprov.go.id

Kemenkeu. (2024). Dampak Hilirisasi Industri Berbasis Pertambangan Terhadap Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal BPPK, 17(2). Diakses dari https://jurnalbppk.kemenkeu.go.id/index.php/jurnalbppk/article/download/810/388/6625

Rahayu, A. (2010). Kebijakan Hilirisasi Mineral di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Keuangan. Diakses dari https://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal/index.php/kek/article/download/259/259

Setiawan, A. (2023). Deforestasi dan Hilangnya Keanekaragaman Hayati di Pulau Sulawesi dan Maluku Utara. CREA_CELIOS. Diakses dari https://energyandcleanair.org/wp/wp-content/uploads/2024/02/CREA_CELIOS-Indonesia-Nickel-Development_ID.pdf

Winardi. (2024). Dampak Hilirisasi Industri Berbasis Pertambangan Terhadap Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal BPPK, 17(2). Diakses dari https://jurnalbppk.kemenkeu.go.id/index.php/jurnalbppk/article/download/810/388/6625