Penelitian yang dilakukan oleh Daud Irundu, Mir Alam Beddu, dan Najmawati pada tahun 2020 bertujuan untuk mengetahui potensi biomassa dan karbon tersimpan di ruang terbuka hijau (RTH) Kota Polewali, Sulawesi Barat. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon dioksida (CO2). RTH seperti hutan kota, taman kota, dan jalur hijau memainkan peran penting dalam menyerap CO2 dari atmosfer dan mengubahnya menjadi biomassa dan karbon tersimpan. Data dikumpulkan dari tiga lokasi RTH, yaitu hutan kota, taman kota, dan jalur hijau, dengan masing-masing tiga plot berukuran 20 m x 20 m dan tiga plot pada jalur hijau sepanjang 1200 m. Analisis dilakukan dengan mengukur tinggi dan diameter pohon untuk mendapatkan volume kering, biomassa, dan karbon tersimpan untuk setiap jenis pohon di RTH Polewali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa rata-rata di RTH Kota Polewali adalah 571,83 ton per hektar, sedangkan karbon tersimpan sebesar 268,76 ton per hektar. Jenis pohon yang dominan di RTH Polewali termasuk glodokan (Polyalthia longifolia), johar (Senna siamea), mahoni (Swietenia sp.), dan trembesi (Samanea saman). Trembesi memiliki biomassa dan karbon tersimpan tertinggi, yaitu 381,95 ton per hektar untuk biomassa dan 179,52 ton per hektar untuk karbon tersimpan. Jalur hijau memiliki karbon tersimpan paling tinggi, mencapai 440,94 ton per hektar untuk biomassa dan 207,24 ton per hektar untuk karbon tersimpan. Penelitian ini memberikan informasi penting tentang potensi biomassa dan karbon di RTH Polewali, yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi mitigasi perubahan iklim di daerah tersebut.
Irundu, D., Beddu, M. A., & Najmawati, N. (2020). Potensi Biomassa Dan Karbon Tersimpan Tegakan di Ruang Terbuka Hijau Kota Polewali, Sulawesi Barat. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 49-57.