Koordinasi Pembangkit Hidro-Termal di Sistem Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

DOWNLOAD ARTIKEL

Penelitian yang dilakukan oleh Mangewa, Patras, Tuegeh, dan Lisi pada tahun 2013 membahas tentang koordinasi pembangkit hidro-thermal di sistem Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola operasi unit pembangkit yang optimal dengan biaya operasi minimal. Sistem tenaga listrik di kedua provinsi ini disuplai oleh unit pembangkit hidro dan termal. Koordinasi antara keduanya dilakukan dengan mengatur jadwal operasi dari setiap unit pembangkit, di mana unit pembangkit hidro dengan biaya operasi paling murah dioperasikan untuk memikul beban dasar sistem, sedangkan unit pembangkit termal dengan biaya operasi yang lebih mahal dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan beban yang tersisa. Metode Dynamic Programming digunakan untuk menentukan kombinasi operasi optimal dari unit pembangkit termal.

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mengkoordinasikan pembangkit hidro-thermal menggunakan metode Dynamic Programming, total biaya operasi dapat ditekan menjadi sebesar Rp 2.672.519.124,22, yang lebih rendah dibandingkan dengan total biaya operasi yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) sebesar Rp 2.980.499.154,18. Penelitian ini juga menekankan pentingnya pengaturan sistem operasi yang mengkombinasikan pembangkit termal dengan pembangkit hidro untuk mencapai pengoperasian yang optimal dan ekonomis. Dengan demikian, diharapkan sistem tenaga listrik di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dapat lebih efisien dan andal dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Mangewa, R. M., Patras, L. S., Tuegeh, M., & Lisi, F. (2013). Koordinasi Pembangkit Hidro-Termal di Sistem Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer2(4), 27-38.